BURHAN OWL

0 %
MUHAMMAD BURHANUDDIN RABBANI
Front-end Developer
Ui/UX Designer
  • Residence:
    Indonesia
  • City:
    Surabaya
  • Age:
    33
Indonesia
English
html
CSS
Photoshop
Photography
WordPress
Office
  • Adobe: Photoshop, Illustrator, inDesign, After Effect
  • Luminar
  • Multimedia: Vegas Pro,
  • Google: Spreadsheet, Data Studio, Script
  • Office: Excel, Word, Powerpoint

HARI KARTINI ISH 2025

April 21, 2025

Hari Kartini adalah hari peringatan yang dirayakan setiap tanggal 21 April di Indonesia untuk mengenang jasa dan perjuangan Raden Ajeng Kartini, seorang tokoh emansipasi wanita Indonesia.

Siapa R.A. Kartini?

Raden Ajeng Kartini (1879–1904) adalah seorang bangsawan Jawa yang dikenal karena perjuangannya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam bidang pendidikan. Pada masa itu, perempuan, khususnya dari kalangan pribumi, memiliki akses yang sangat terbatas terhadap pendidikan dan kebebasan berpikir. Kartini menentang hal ini dan menulis banyak surat yang mengungkapkan pemikirannya mengenai kesetaraan gender, pendidikan bagi perempuan, dan kebebasan berpikir.

Surat-suratnya kemudian dikumpulkan dan diterbitkan dalam buku berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”, yang menjadi salah satu warisan penting dalam sejarah perjuangan perempuan Indonesia.

Mengapa Diperingati?

Hari Kartini diperingati untuk:

  • Menghormati perjuangan Kartini dalam memperjuangkan hak perempuan.
  • Mendorong semangat kesetaraan gender dan pendidikan bagi semua, tanpa membedakan jenis kelamin.
  • Menginspirasi generasi muda, khususnya perempuan, untuk berani bermimpi dan memperjuangkan cita-cita.

Bagaimana Biasanya Diperingati?

  • Di sekolah-sekolah: siswa sering memakai pakaian adat dan mengadakan lomba seperti membaca puisi, pidato, atau peragaan busana.
  • Di berbagai instansi atau komunitas: diadakan seminar, lomba menulis, atau kegiatan sosial yang mengangkat peran perempuan.
  • Di media: banyak konten edukatif atau penghormatan terhadap tokoh-tokoh perempuan Indonesia.

Singkatnya, Hari Kartini bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga momentum untuk terus memperjuangkan peran dan kesetaraan perempuan di masa kini dan masa depan.

Raden Ajeng Kartini (sering disebut R.A. Kartini) adalah seorang tokoh nasional Indonesia yang dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan. Ia bukan hanya simbol perjuangan hak-hak wanita, tapi juga seorang pemikir yang kritis terhadap ketidakadilan sosial di zamannya, terutama terhadap perempuan pribumi yang terpinggirkan secara sosial, ekonomi, dan pendidikan.

Identitas Diri

  • Nama lengkap: Raden Adjeng Kartini
  • Nama setelah menikah: Raden Ayu Kartini
  • Tempat, tanggal lahir: Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879
  • Wafat: Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 (usia 25 tahun)
  • Ayah: Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat (seorang Bupati Jepara)
  • Ibu kandung: M.A. Ngasirah (istri pertama dari ayah Kartini)
  • Suami: Raden Adipati Joyodiningrat (Bupati Rembang)
  • Anak: Soesalit Djojoadhiningrat

Dari Kiri atas : 1. Bangun Krido Laksono 2. Arifian Bayu Dwi Putra 3. Suwito Wicaksono 4. Muhammad Burhanuddin Rabbani 5. Lukman Hakim 6. Ignatius Widy Atmaja 7. Cakra Arif Samudra 8. Alan Darmasaputra 9. Wulang Rahyanhadi

Dari Kiri BAwah : 1. RIZQI KARISNARESWARI SETIAWAN 2. Ikhmatul Rizkya Fitriani 3. Ajeng Nur Azizah Intan Sari 4. Desy Ria Fitria 5. Ayu Rizky Anggraeni 6. Putri Lailatul Maghfiroh

Latar Belakang Sosial dan Pendidikan

Kartini lahir dari keluarga bangsawan Jawa yang taat pada tradisi. Sebagai anak bangsawan, ia memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dasar di ELS (Europese Lagere School), sebuah sekolah dasar Belanda. Di sanalah Kartini belajar bahasa Belanda dan mulai mengenal buku-buku serta surat kabar Eropa yang membuka cakrawalanya terhadap dunia luar dan pemikiran modern.

Namun, seperti adat kebiasaan Jawa saat itu, setelah berusia 12 tahun, Kartini harus menjalani masa “pingitan”—yakni dipingit di rumah, tidak boleh keluar hingga menikah. Masa inilah yang membuatnya merenung dan menuangkan pikirannya lewat surat-menyurat kepada teman-teman korespondensinya di Belanda, seperti Rosa Abendanon dan Estelle “Stella” Zeehandelaar.

Perjuangan Emansipasi Perempuan

Dalam surat-suratnya, Kartini menyuarakan:

  • Ketidakadilan terhadap perempuan, terutama larangan memperoleh pendidikan tinggi.
  • Ketimpangan gender dalam peran sosial dan keluarga.
  • Kritik terhadap feodalisme Jawa dan sistem kolonial Belanda yang mengekang rakyat pribumi.
  • Harapan akan masa depan perempuan Indonesia yang bebas, terdidik, dan merdeka berpikir.

Kartini percaya bahwa pendidikan adalah jalan utama untuk memajukan perempuan. Ia ingin perempuan bisa menjadi mitra sejajar laki-laki, tidak hanya sebagai pelengkap atau pengurus rumah tangga.

Karya dan Warisan Pemikiran

Setelah Kartini wafat, surat-suratnya yang ditulis dalam bahasa Belanda dikumpulkan dan diterbitkan oleh J.H. Abendanon dalam buku berjudul:

“Door Duisternis tot Licht” (1905)
Terjemahan bahasa Indonesia: “Habis Gelap Terbitlah Terang”

Buku ini menjadi tonggak sejarah perjuangan perempuan Indonesia. Gagasan-gagasan Kartini menginspirasi berdirinya sekolah-sekolah untuk perempuan, termasuk yang didirikan oleh keluarga Kartini sendiri.

Wafatnya Kartini

Kartini meninggal dunia pada usia 25 tahun, hanya beberapa hari setelah melahirkan anak pertamanya. Meski hidupnya singkat, warisan pemikirannya sangat mendalam dan berpengaruh dalam perkembangan gerakan perempuan Indonesia.

Pengakuan dan Peringatan

  • Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno pada 1964.
  • Hari Kartini diperingati setiap 21 April, tanggal kelahirannya.
  • Banyak sekolah, jalan, hingga yayasan pendidikan yang dinamai atas namanya.
  • Kartini menjadi simbol perjuangan hak perempuan Indonesia.

“Habis gelap, terbitlah terang.”

“Banyak hal yang dapat menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.”

Kartini

Kesimpulan

R.A. Kartini bukan hanya pejuang hak perempuan, tetapi juga intelektual progresif yang berpikir jauh melampaui zamannya. Ia menanamkan benih kebebasan, pendidikan, dan kesetaraan gender yang terus tumbuh hingga saat ini. Pemikiran dan perjuangannya tetap relevan dan menginspirasi hingga generasi modern Indonesia.

Jika kamu ingin, aku juga bisa bantu membuat poster, puisi, atau pidato tentang Kartini.

Yogi dan Eko
Haqi dan Panji
Dyah Praborini
Posted in Artikel
Write a comment
© 2022 All Rights Reserved.
Email: email Me